• Gelaph’s Blog
  • Mia’s Blog
  • Gelaph on Tumblr
  • Mia on Tumblr
  • About Working-Paper

working-paper

~ Documentation of Emotion

working-paper

Tag Archives: cerpen Peterpan

Kita (Pernah) Tertawa

19 Wednesday Jun 2013

Posted by myaharyono in Cerita Cinta

≈ 1 Comment

Tags

@myaharyono, cerpen Peterpan, Mia Haryono, Peterpan

Prepared by: MH
Reviewed by: GP

 

Kita masih disini
Lepaskan semua untuk mengerti
Dan bila semua terhenti
Biarkan aku tetap menanti

“Sebuah buku?”

“Buku jerapah, begitu seharusnya buku ini disebut.”

“Pasti isinya gambar-gambar jerapah ya? Ha ha ha.”

“Ha ha ha. Enak aja. Itu loh cover depannya bergambar jerapah, jadi namanya buku jerapah. Isinya sih…”

“Apa?”

“Buka aja dan baca sendiri. Eh tunggu, bacanya dalam hati ya. Aku malu…”

“Justru aku akan membacanya keras-keras. Ha ha ha.”

“Jangan! Ah kamu tuh selalu begitu. Mana pernah menuruti kata-kataku.”

“Ha ha ha. Bodo!”

“Ha ha ha.”

“Baiklah aku buka, tapi aku tetap akan membacanya dengan suara ya. Pelan aja kok.”

“The Story Of Us…hmmm..semacam diary?”

“Bukan sekedar diary. Di buku ini hanya kutulis kejadian-kejadian lucu yang pernah kita berdua alami. Sengaja hanya ditulis bagian yang membahagiakan saja. Only open up when I’m down. Ketika sedang sedih, aku akan membacanya dan mulai tersenyum. Bahkan tertawa. Ayo baca cepat.”

“Baiklah. 5 Juni 2010. 8 PM. Sebuah notifikasi kuterima di blackberry-ku. Ternyata itu kamu! Akhirnya kamu chatting-in duluan setelah aku menunggumu dari kemarin. Seperti biasa, kamu mengeluhkan yang harus lembur saat orang-orang sedang liburan weekend. Mencoba menghiburmu, akupun dengan tingkat kepercayaan diri meningkat 50%, mengirimkan foto penambilan baruku. Rambut keriting. Lalu komenmu hanya singkat. Gue suka lihat lo senyum.”

“Oke itu kan lagi lembur, capek. Foto yang aku lihat kayaknya fatamorgana deh. Aku pikir itu foto Megan Fox. Ya jelas suka. Ha ha ha.”

“Kyaaaaa! Reseeeee. Ha ha ha.”

“21 Juni 2010. 10 PM. Was it a date or what? Akhirnya kamu ajak aku pergi di malam minggu, just the two of us. Alasannya minta ditemenin beli modem! Makanya kita nge-date di Ambas! Oh yeah, nice try! Kamu bilang tadi, kita kayak orang pacaran aja berduaan. Dan bodohnya, kenapa aku tadi cuma tertawa! Itu kamu mancing kan?”

“Eh siapa bilang mancing. Dulu itu cuma bercanda tau. GR banget sih. Ha ha ha.”

“Hah! Kamu tuuuh. Ha ha ha. Itu masih ada lanjutannya, the best part-nya belum…”

“Setelah selesai menyantap pizza yang akhirnya kamu habiskan sendiri. Maaf ya, aku jaim. Kita pun berbincang cukup lama. Kamu benar-benar membiusku. Aku betah dibuat berlama-lama denganmu. Dan ketika tiba saatnya kamu harus mengantarku pulang, aku sedikit tak rela. Dan kenapa kamu membawa helm bukan SNI! Kita jadi ditilang polisi kan tadi.”

“Ha ha ha ha. Aku ingat ini. Ha ha ha. Ya ampun, memalukan. Sialan tuh polisi. Karena enggak ada uang kecil kan aku bayar 50 ribu tuh. Kampret.”

“Ha ha ha. Meski sudah setahun lewat, aku enggak bisa lupa. Lucu banget!”

“Aku lompat-lompat aja ya bacanya. Banyak banget, bisa-bisa sampai kafenya tutup belum kelar juga nih diary dibacanya. Ha ha ha.”

“Lebay!”

“Nah ini lucu. Kejadian ban motorku bocor sampai dua kali. Kamu sih gendut. Enggak kuat kan ban-nya. Ha ha ha.”

“Heh! Enak aja. Itu dasar aja si abang di tambal ban yang pertama enggak becus. Jadi bocor lagi kan. Tapi jadinya kita berdua jalan menelusuri trotoar gitu. Romantis ya.”

“Romantis apanya? Parah itu. Ha ha ha. Oke, lanjut baca.”

“Hmmm boneka jerapah. Kamu senang banget ya sama jerapah yang aku kasih? Itu kan biasa. Lagipula koleksi jerapah kamu sudah banyak banget dan lebih bagus. Tau enggak, itu kan murah. Dan yang beliin si Mamah, aku minta tolong dia cari. Males banget cowok-cowok keliling mall cari boneka. Jerapah pula. Dari dulu aku sudah mikir kok hobi kamu aneh banget. Biasanya cewek suka babi. Ha ha ha.”

“What? Jadi selama ini aku kena tipu kamu? Ish, kenapa enggak cerita yang sebenarnya sih.”

“Nih aku cerita. Ha ha ha.”

“Cubit nih. Ha ha ha.”

Kita tertawa kita bicara
Untuk merasakan tentang kita

“4 September 2010. Hari jadi… “

“Kok berhenti bacanya?”

Dan terlepas kita terdiam
Untuk melupakan

“Enggak kerasa ya, waktu cepat berlalu.”

“Dan kamu masih saja diam.”

“Kamu menuntut jawaban apa lagi?”

“Aku tak ingin berpisah darimu.”

“Siapa yang memintamu pergi? Tetaplah di sampingku.”

“Untuk apa aku tetap di sampingmu, jika tak dapat memilikimu. Kamu pikir aku dapat bertahan dengan segala perih yang kurasa ini?”

“Memiliki? Untuk apa memiliki jika pada akhirnya kita berdua pasti berpisah. Ah kumohon jangan menangis. Aku enggak bisa melihatmu menangis.”

“Aku sayang kamu, sungguh. Dan penderitaan hati ini, mungkin hanya dapat berakhir dengan memiliki mu seutuhnya.”

“Sudahlah. Kita seharusnya enggak membahas ini lagi.”

“Diam lah terus, tapi waktu tak bisa menunggu. Simpanlah buku jerapah ini. Suatu saat kamu merindukanku, bacalah lagi. Kuharap kenangan kita di buku ini dapat membuatmu kembali padaku.”

“Sudahlah….”

“Baca dan tertawalah. Tapi kamu hanya akan tertawa sendiri. Karena tak akan ada lagi kita. Aku tak bisa terus di sampingmu. Bersamamu, sampai kamu menemukan orang lain…yang seiman.”

“Aku tau kamu tidak mempermasalahkan perbedaan ini, tapi buatku penting. Maafkan aku, Mei…”

“Aku pergi sekarang. Jaga buku jerapah ini baik-baik ya.”

Waktu terus berlalu
Tinggalkan kita masih membisu
Wajahmu tetap begitu
Biarkan semua tetap membeku

***

Jakarta, 28 Juli 2012.

Sebuah kisah tentang dua insan yang pernah tertawa bersama. Terinspirasi dari lagu ‘Kita Tertawa’ oleh Peter Pan. Untuk #CerpenPeterpan lainnya silakan cek blog Wira Panda.

-THE END-

Advertisement

Share this:

  • Twitter
  • Facebook

Like this:

Like Loading...

Bayangmu Teman

12 Wednesday Jun 2013

Posted by gelaph in Fiction & Imagination

≈ 1 Comment

Tags

@gelaph, cerpen Peterpan, Grahita Primasari, Peterpan

Prepared by: GP
Reviewed by : MH

Sebuah Kisah Persahabatan Masa Kanak-kanak.
Terinspirasi dari lagu “Sahabat” yang dipopulerkan oleh Peterpan pada tahun 2003

Seekor kupu-kupu kuning terbang mengitari halaman rumah. Dengan mudahnya membuatku kagum, dan mau tak mau akhirnya ikut berlari sambil menggapaikan tangan ingin menangkapnya.

“Tita… Makan dulu sini. Habis itu tidur siang ya Sayang,” Mama melambaikan tangan dari depan pintu, memanggilku masuk ke dalam rumah.

Aku menggelengkan kepala, “Bentar lagi ah Ma”, dan kembali memusatkan perhatian penuh mengejar si kupu-kupu cantik.

“Kamu jangan main terus, nanti kecapekan. PR kamu apa hari ini?” Mama tiba-tiba saja sudah berdiri di sampingku, bertanya sambil mengelus rambutku.

Sambil melepaskan tangan Mama di rambut, aku mengeluh, “Aduh, Mamaaa. Iya, nanti aku kerjain. Aku mau main duluuu…”

Mama menghela napas panjang, “Oke kalau gitu. Lima menit lagi Mama panggil ya. “

“He-eh,” aku menjawab singkat dengan bola mata yang berputar mengikuti pergerakan si kupu-kupu.

Mama kembali masuk ke dalam rumah sehingga aku pun bisa berkonsentrasi penuh bermain dengan si kupu-kupu kuning.

Tiba-tiba saja, ia terbang keluar dari halaman rumah. Sungguh, aku tidak rela kalau dia sampai pergi. Setengah berlari aku mengejarnya. Dan terkikik geli ketika sayapnya bergesekan dengan telapak tanganku.

Tak jauh dari rumah, aku melihat Ina, teman bermainku sehari-hari. Ia tampak tertarik dengan kupu-kupu kuning yang sedang kujadikan target operasi.

“Ta, lagi ngejar kupu-kupu ya?” Tanyanya dengan wajah berbinar. Continue reading →

Share this:

  • Twitter
  • Facebook

Like this:

Like Loading...

Two nice-young-Taurean ladies who are passionate on sharing some fiction stories. Read, and fall for our writings :)

Just click follow and receive the email notification when we post a brand new story! :)

Our Filing Cabinet

Working-Paper Preparers

  • gelaph
    • Bayangmu Teman
    • Penyesalan Selalu Datang Terlambat
    • Seratus Dua Puluh Detik
    • My Kind of Guy
    • Hati-hati, Hati
    • Matahari, Bumi, dan Bulan
    • Si Jaket Merah
    • Manusia Zaman Batu
    • Sebuah Perjalanan
    • First Thing on My Head
  • clients
    • Cinta Ala Mereka
    • Fix You – Part 2
    • Sepatu untuk Titanium
    • Susan dan Sepatu Barunya
    • My Mysterious Friend
    • Perih
    • Sayang yang (Telanjur) Membeku
    • Menikmati (Bersama) Bintang
    • Malam Ke-Tiga-Puluh-Sembilan
    • Dua Tangis Untuk Kasih
  • myaharyono
    • Kita (Pernah) Tertawa
    • Sang Penari
    • Jangan Jatuh di Bromo
    • Perkara Setelah Putus
    • A Gentle Smile in Amsterdam
    • The Simple Things
    • Sepatu Sol Merah
    • Tell Us Your Shoes Story
    • How To Be Our Clients
    • Hari Yang Ku Tunggu

Ready to be Reviewed

  • Kita (Pernah) Tertawa
  • Bayangmu Teman
  • Cinta Ala Mereka
  • Fix You – Part 2
  • Sang Penari
  • Sepatu untuk Titanium
  • Susan dan Sepatu Barunya
  • Jangan Jatuh di Bromo
  • My Mysterious Friend
  • Perih
  • Sayang yang (Telanjur) Membeku
  • Menikmati (Bersama) Bintang
  • Malam Ke-Tiga-Puluh-Sembilan
  • Dua Tangis Untuk Kasih
  • Fix You

Ledger and Sub-Ledger

  • Cerita Cinta (44)
  • Estafet Working-Paper (5)
  • Fiction & Imagination (12)
  • Writing Project (2)

Mia on Twitter

  • As I remembered her, she hates farewell so much. Setiap mau pisahan abis ketemu suka mewek. Sekarang yang ditinggal… twitter.com/i/web/status/1… 3 years ago
  • Lihat kondisi Konih semalem udah bikin nangis, pagi ini dapet kabar Konih gak ada jadi lemes banget. Sedih banget. Nangis lagi. 3 years ago
  • Gak banyak temen Twitter yang awet sampe sekarang temenan, salah satunya @Dear_Connie . Bersyukur semalem sempet ke… twitter.com/i/web/status/1… 3 years ago
  • RT @lyndaibrahim: Akhirnya gak tahan juga untuk gak mengomentari klaim @prabowo semalam soal menang 62%. Mas @sandiuno — you went to biz… 3 years ago
  • RT @KaryaAdalahDoa: “Masalah negara nggak bisa cuma berdasarkan keluh kesah satu dua orang. Ibu ini.. Ibu ini.. Kita ini lagi ngomongin neg… 3 years ago
Follow @myaharyono

Gelaph on Twitter

Error: Please make sure the Twitter account is public.

Meet our clients

  • @armeyn
  • @cyncynthiaaa
  • @deardiar
  • @dendiriandi
  • @dheaadyta
  • @evanjanuli
  • @kartikaintan
  • @NH_Ranie
  • @nisfp
  • @romeogadungan
  • @sanny_nielo
  • @saputraroy
  • @sarahpuspita
  • @TiaSetiawati

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • working-paper
    • Join 41 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • working-paper
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
%d bloggers like this: